Lompat ke konten

2015

Studi Ilmiah Lapangan 2016

Keluarga Mahasiswa Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada proudly present :
SIL – Studi Ilmiah Lapangan 2016
SIL merupakan sebuah event yang diselenggarakan untuk mengeksplorasi lebih luas dunia kehutanan yang sebenarnya. Selain itu kegiatan ini dapat menambah wawasan teman-teman mengenai pengelolaan hutan yang ada. Tahun 2016, SIL kali ini mengangkat tema “=&0=&” sebagai salah satu program nasional pembangunan hutan. Tentunya destinasi tahun ini pasti lebih menarik dari sebelumnya. Penasaran? Check beberapa tempat destinasinya yuk!

1. Taman Nasional Bali Barat


Taman Nasional Bali Barat terletak di bagian barat dari pulau Bali di Indonesia. Taman nasional ini mempunyai luas 77,000 hektar, yang kira-kira meliputi 10% dari luas daratan pulau Bali. Taman Nasional Bali Barat terdiri dari berbagai habitat hutan dan sabana. Di tengah-tengah taman ini didominasi oleh sisa-sisa empat gunung berapi dari zaman Pleistosen, dengan gunung Patas sebagai titik tertinggi di tempat ini. Sekitar 160 spesies hewan dan tumbuhan dilindungi di taman nasional ini. Hewan-hewan seperti Banteng, Rusa, lutung, kalong dan aneka burung. Taman Nasional Bali Barat merupakan tempat terakhir untuk menemukan satu-satunya endemik Bali yang hampir punah, Jalak Bali di habitat aslinya. (Wikipedia)

2. KPH Jogja



Operasional pengelolaan hutan yang berada dalam lingkup kewenangan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi DIY dilaksanakan oleh Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Yogyakarta (Balai KPH Yogyakarta) berdasar keputusan Menteri Kehutanan No.: SK.721/Menhut-II/2011 Tanggal 20 Desember 2011 Tentang Penetapan wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Yogyakarta Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta seluas ± 15.724,50 hektar (Lima Belas Ribu Tujuh Ratus Dua Puluh Empat Ribu Dan Lima Puluh Per Seratus). Sementara kelembagaannya diatur melalui Peraturan Daerah No. 36 Tahun 2008 tentang Tentang Organisasi Dan Tata Kerja UPTD Dan UPT Lembaga Teknis Daerah Provinsi DIY. KPH Yogyakarta mempunyai visi mewujudkan hutan aman produktif dan lestari bermanfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Sedangkan misi yang diusung ada 4, yakni pemantapan sistem administrasi dan manajemen pembangunan Balai KPH Yogyakarta, pemantapan dan pengembangan pengelolaan hutan yang terintegrasi, pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan, dan pengembangan kerjasama dan jejaring kerja antar institusi. (https://kphjogja.wordpress.com/)


3. KPHL Bali Timur

=&1=& KPHL Bali Timur ditetapkan  dengan keputusan Menteri Kehutanan No SK.621/MENHUT-II/2011 tanggal 1 November 2011. Wilayah KPHL Model Bali Timur merup gabungan dari kelompok kawasan hutan di wilayah timur Provinsi Bali, KPHL Model Bali Timur terletak di Kabupaten Buleleng, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Klungkung. Luas Wilayah KPHL Model Bali Timur adalah ± 22.978 (dua puluh dua ribu sembilan ratus tujuh puluh delapan) hektar, dengan rincian : – Hutan Lindung seluas : ± 21.891 Ha. – Hutan Produksi seluas : ± 1.087 Ha. (http://bpkh8.dephut.go.id/)

4. Hot spring



Hot spring merupakan pemandian air panas alami yang berasal dari permukaan tanah dan dapat dipercaya untuk menyembuhkan berbagai macam penyaki. Ada beberapa lokasi hot spring di Bali. Penasaran? Makanya ikutan SIL!


5. Pantai Amed

Pantai Amed Karangasem menawarkan keindahan pantai dengan matahari terbit, selain itu pantai Amed memiliki keindahan kehidupan bawah laut yang dapat anda nikmati saat anda diving atau menyelam. Di pinggir pantai ada sebuah danau yang biasanya digunakan sebagai tempat untuk latihan menyelam. Penyelam domestik maupun mancanegara sangat menyukai menyelam di Amed Bali. Pantai Amed berpasirnya berwarna hitam, airnya sangat jernih, memiliki beraneka ragam biota laut, terumbu karang dan kehidupan lainnya. Hal ini menjadi daya tarik utama para wisatawan untuk menyelam di pantai ini. (http://www.water-sport-bali.com/) read more

MH CUP

Ditengah sibuknya jadwal responsi dan presentasi proyek, KMMH berhasil mengadakan MH CUP pada tanggal 12-13 Desember 2015. Dengan tema Be the Next Green generation, MH CUP mengadakan lomba cabor futsal untuk jurusan se-UGM. Pertandingan ini diikutioleh 18 Team.

Bertempat di galaxy Futsal Jalan Wonosari, pertandingan dimulai puku 10.00. Peserta diperbolehkan membawa suporter masing-masing. Pertandingan berlangsung sangat ketat dan sportif. Masing-masing peserta berusaha untuk merebut piala bergilir MH CUP 2015. read more

Open House HMM : Welcome to the Jungle!

PSDM KMMH bersama PSDM 3 HMM lainnya serentak mengadakan acara Open House HMM KM-FKT pada Jumat, 11 Desember. Acara ini di khususkan kepada junior angkatan 2014 yang sebentar lagi akan menuju ke level yang lebih tinggi yaitu peminatan.

Selain pengenalan masing-masing HMM, angkatan 2014 juga dipertunjukan ciri khas masing-masing minat dengan stand yang dibuat oleh masing-masing HMM. Harapannya dari acara ini agar adik-adik tidak salah dalam memilih minat. karena minat yang kamu pilih akan mengarahkanmu pada masa depan yang sesungguhnya. Welcome to the Jungle, the Next Level! read more

Introducing Forest Management Departement

26 November 2016, Departemen Keimuan mengadakan acara Introducing Forest Management Departement (IFDEP). IFDEP ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada mahasiswa khususnya minat manajemen hutan mengenai lab-lab apa saja dan peluang apa saja yang bisa didapat dari lab tersebut. Melalui acara ini, mahasiswa juga dapat mendapatkan gambaran mendalam tentang skripsi-skripsi yang dapat dilakukan pada masing-masing lab.

Diskusi Bersama Manajemen Hutan

Maraknya berita tentang kebakaran hutan di media masa menyebabkan banyak aksi yang dilakukan terutama dari kalangan mahasiswa. Manajemen Hutan, mengadakan diskusi tentang kebakaran dimana topik ini lebih berfokus dari sudut pandang manajemen hutan. Adapun pembicara dari acara ini adalah Dr. Ahmad Maryudi, S.Hut., M.Sc. dan Oka Karyanto, S.P., M.Sc.

KMMH Peduli Kabut Asap

Awal bulan September adalah sebuah kesedihan melanda Indonesia khusunya hutan. Hutan yang selama ini menanggung beban CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, pabrik-pabrik yang tak tahu menjaga lingkungan, sekarang malah ditambah lagi bebannya sehingga hutanpun berduka. Hutan yang kini semakin menipis dan ditambah lagi musibah yang menimpanya menyebabkan dampak-dampak yang sangat luar biasa dan merugikan masyarakat yang ada di sekitarnya. Duka yang dirasakan oleh hutan dan Indonesia yaitu kebakaran hutan dan asap akibat dampak yang dihasilkannya.  Kebakaran hutan merupakan faktor ekologi potensial yang mempengaruhi hampir seluruh ekosistem daratan. Proses terjadinya kebakaran hutan sebenarnya akibat penyalaan bahan-bahan organik kering yang ada di dalam hutan  (Widyastuti S.M dan Sumardi, 2004). Kebakaran hutan menyebabkan dampak yang terjadi begitu besar. Walaupun frekuensi kebakaran hutan itu jarang namun dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dapat menyebabkan keseimbangan ekosistem terganggu. Kita dapat melihat langsung akibat yang ditimbulkan seperti kematian tumbuhan, satwa, maupun asap yang ditimbulkan dapat mengganggu kehidupan manusia. Pengaruh api yang tidak terkontrol dan pengaruh dari faktor-faktor pendukung dapat menyebabkan kebakaran hutan pun semakin merambah luas sehingga tempat yang seharusnya jauh dari kebakaran pun dapat dengan mudah ikut terbakar. Sumber utama dari kebakaran hutan adalah pengendalian api oleh manusia karena mereka kurang menyadari dan kelalaian dari manusia yang selama ini hanya mementingkan kepentingannya untuk merambah hutan, membuat kebun-kebun sawit, dan keegoisan pribadi semata. Mereka membakar hutan dengan seenaknya tanpa memikirkan apa yang akan terjadi akibat ulah mereka itu. Namun tak hanya manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab yang menjadi faktor-faktor kebakaran hutan.  Kebakaran hutan dapat didukung oleh faktor iklim, topografi, bahan bakar, dan pengelolaan kawasan yang tidak baik (Widyastuti S.M dan Sumardi, 2004). Faktor-faktor inilah yang dapat mendukung proses pembakaran semakin cepat apalagi ketika musim kemarau. Adapun dampak dari kebakaran hutan itu ada yang positif dan negatif. Dampak negatif dari kebakaran hutan adalah    :
  1. Kerusakan vegetasi dan satwa. Kebakaran hutan dapat menyebabkan tingkat kerusakan yang bervariasi pada pohon-pohon utama penyusun hutan. Kematian satwa pun tak terhindarkan lagi dan berpindahnya satwa ke tempat lain.
  2. Kerusakan ekosistem. Kebakaran hutan dapat menyebabkan dampak yang serius bagi lingkungan sekitar baik itu kerusakan pada tempat rekreasi yang indah, dapat merusak padang penggembalaan juga, dan lain-lain.
  3. Kerusakan lain yang merugikan seperti pada kesehatan, pernurunan kualitas udara, dan lain-lain.
Dampak positif dari kebakaran hutan :
  1. Pembersihan lahan. Kebakaran hutan dapat menyiapkan lahan lebih mudah tanpa mengeluarkan dana yang besar.
  2. Pengaturan akumulasi seresah atau bahan bakar. Kebakaran hutan dapat menyebabkan bahan bakar yang ada di dalam hutan sedikit demi sedikit telah berkurang dan diatur kembali.
  3. Membantu kegiatan silvikultur. (Widyastuti S.M dan Sumardi, 2004)
Kebakaran hutan di Indonesia memang sering terjadi setiap tahunnya. Namun setiap tahunnya mengalami peningkatan sejak tahun 2010-2015. Di Jambi contohnya, di tahun 2010 lahan yang terbakar seluas 2,5 ha dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 3.470 Ha  (Kompas.com, Senin 14 September 2015, Kabut Asap Kebakaran Hutan, Setengah Abad Kita Abai). Kita dapat melihat bahwa kebakaran hutan memang telah terjadi setiap tahunnya namun semakin lama maka luas lahan yang terbakar pun semakin meningkat. Penyebab kebaran hutan yang kini kian merambah daerah Sumatera dan Kalimantan adalah alih fungsi lahan yang semakin lama semakin meningkat dari hutan menjadi perkebunan dan hutan tanaman industri yang menyebabkan lahan gambut semakin lama semakin mengering. Ahli hidirologi dari Universitas Sriwijaya, Momon Sodik Imanuddin, mengatakan, akar dari kebakaran lahan gambut di Sumatera Selatan adalah adanya pengeringan berlebih dan tidak terkendali tersebut (Kompas.com, Senin 14 September 2015, Kabut Asap Kebakaran Hutan, Stengah Abda Kita Abai). Peningkatan ini menyebabkan kabut asap juga semakin meningkat. Dampak dari kabut asap yang ditimbulkan akibat dari kebakaran hutan yang terjadi di provinsi Sumatera dan Kalimantan semakin hari semakin serius. Seperti yang dikutip oleh Kompas, Kamis, 8 Oktober 2015, kabut asap dari mata satelit NASA memperlihatkan betapa buruknya kabut asap yang ada di pulau Sumatera dan Kalimantan. Kabut asap yang terlihat tertiup angin ke utara sehingga menyelimuti wilayah Singapuran Malaysia. Wilayah tersebut sebagian besar tertutup oleh tebalnya asap sehingga kita tidak bisa melihat secara utuh pulau tersebut. Asap tersebut membuat jarak pandang yang ada di wilayah tersebut semakin berkurang, sehingga membuat arus transportasi pun terganggu. Tebalnya asap juga dapat mengganggu kondisi fisik dari manusia. Udara yang kotor akibat ditimbulkan oleh asap dapt membuat penyakit gangguan pernafasan seperti ISPA sudah mulai menyebar kesetiap elemen baik itu orang dewasa maupun anak-anak sekalipun. Hal ini sangatlah berbahaya bagi pernafasan karena tubuh hanya memperoleh sedikit oksigen yang seharusnya membantu melancarkan peredaran darah. Seperti yang ditulis pada Sindonews.com, Sabtu 3 Oktober 2015, 4.113 warga Ogan Komering Ilir telah menderita ISPA yang mengganggu kesehatan mereka. Kebakaran hutan juga menyebabkan pengaruh pada kondisi sosial dan ekonomi dari daerah yang disekitarnya. Kebakaran hutan dapat menyebabkan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di hutan kini akan menempuh kesusahan. Mereka tidak bisa lagi memanen hasil hutan karena kayu yang mereka tanam telah terbakar dan hasil hutan non kayu seperti madu bakal habis terbakar. Jarak pandang yang sangat terbatas menghambat jalur transportasi terutama pada penerbangan dan jalur darat sehingga proses-proses pendistribusian sembako maupun bahan bakar akan terhambat. Sekolah-sekolah pun ditutup sehingga menghambat dari siswa yang ingin menempuh pendidikan. Peran pemuda dalam menanggulangi kebakaran hutan memang sangatlah terbatas. Masalahnya kita hanya sebagai akademisi yang posisinya tidak bisa mengambil suatu keputusan dalam kebijakan. Namun disana peran kita dalam mengatasi kebakaran dapat berupa melakukan sebuah riset yang nantinya dapat digunakan untuk membantu masyarakat di wilayah yang terkena dampak kebakaran hutan seperti membuat alat pembantu pernafasan, sosialisasi tentang menjaga pengelolaan hutan dan mengatasi bencana kebakaran hutan, maupun kita dapat mendesak pemerintah untuk menanggulangi kebakaran hutan. Kita juga sebagai pemuda bisa terjun ke lapangan untuk memberikan bantuan berupa perawatan dan sebagainya.

source :
The International Conference on Science and Technology 2015, 11-13 November
2015
http://icst.ugm.ac.id/

=&0=& =&0=& =&2=&

=&3=&

=&4=& =&5=& =&6=& =&7=& =&8=& =&9=& =&10=& =&11=&

Upgrading MH 13

=&0=& =&0=& =&2=& diadakan pada Jumat, 2 Oktober 2015 di Ruang V. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan internal KMMH setelah diberikannya materi. Acara yang wajib diikuti oleh Manajamen Hutan Angkatan 2013 ini dibuka pukul 16.00 oleh MC yaitu Jon Piter dan Shafira. Sebelum masuk ke materi, MC mencontohkan jargon agar para peserta semakin semangat mengikuti Upgrading.
Shafira dan Jon Piter


Ketika MC mengatakan :
Upgrading MH 13??? Peserta menjawab : =&4=& =&5=& =&6=& =&0=&
suasana saat akan dimulai materi
=&0=& =&0=& Setelah sedikit pemanasan dengan jargon, materi segera dimulai. Materi yang pertama yaitu tentang KEPEMIMPINAN yang disampaikan oleh Drs. Senawi.  Pak Senwai menyampaikan bahwa kita harus menjadi GEMBOL JATI NKRI. Apa itu? Makanya baca terus post ini sampai habis J


Pak Senawi bersemangat menyampaikan materi yang diberikan

Setelah materi kepemimpinan selesai, lanjut ke materi KEORGANISASIANyang disampaikan oleh Kang Iben dari FISIPOL. Kang Iben merupakan ketua FORMAD FISIPOL. Kang Iben menjelaskan banyak tentang pengalaman-pengalamannya selama di organisasi dan masalah-masalah apa saja yang dihadapi selama berproses bersama organisasi yang dijalaninya. =&15=&

Discussion Forum with Kyushu University

Kamis, 1 Oktober 2015 Bagian Minat Manajemen Hutan kedatangan tamu dari Universitas Kyushu Jepang. Hal ini dimanfaatkan oleh Departemen Keilmuan KMMH untuk mengadakan diskusi dengan para delegasi dari Universitas Kyushu.

Forum diskusi dengan Universitas Kyushu Jepang berlangsung di ruang 6.01 yang di pimpin langsung oleh moderator yaitu Ibu Ratih Madya. Perwakilan dari Kyushu yang menjadi pembicara ada 4 orang yaitu Dr. Takahiro Fuijiwara, Dr. Tetsuji Ota, Yuki Kubo, dan Hikari Sato. Para pembicara menyampaikan beberapa bahasan seperti pengenalan tentang Universitas Kyushu Jepang, Bagaimana bisa masuk universitas tersebut, persiapan apa saja yang harus dipersiapkan, kulifikasi apa saja yang harus ada, dan sebagainya. Selain itu , para pembicara juga memaparkan beberapa researchyang berhubungan dengan kehutanan. peserta yang mengikuti diskusi tersebut mendapatkan booklet tentang Universitas Kyushu Jepang. Antusias peserta sangat tinggi ditandai dengan banyaknya penanya. =&1=&

MH Open 2015

Pada hari Sabtu-Minggu, 26-27 September 2015 giliran Departement Minat dan Bakat mengadakan acara MH Open 2015 di GOR SMP N 1 Yogyakarta. MH Open merupakan kegiatan olahraga cabang badminton yang diikuti oleh semua HMM dan General Forestry (GF) di Fakultas Kehutanan UGM.  =&0=&

A Night with KMMH

Jumat, 11 September 2015 KMMH mengadakan acara A Night with KMMH di Pantai Siung. Kami berangkat dari Yogya menuju Gunung Kidul sekitar pukul 17.00 (sesuai kloter) dan tiba di pantai sekitar pukul 19.30. Setelah semuanya sampai di pantai, teman-teman KMMh segera membangun tenda. Ada sekitar 5 tenda yang harus dibangun di bibir pantai.


Setelah membangun tenda selesai, acaranya selanjutnya adalah Warming Heart Session (WHS) ditemani api unggun. Suasana yang terbentuk sangat nyaman dengan cerita-cerita kecil tentang KMMH. Semuanya duduk melingkar mencurahkan semua yang ada dipikirannya. Sembari membakar ubi, mendengarkan cerita-cerita, memandang langit yang penuh bintang, dan bernyanyi membentuk suasana yang tak mudah dilupakan. Kami hampir tidak tidur semalam itu hanya untuk memanfaat kebersamaan yang ada sebelum semuanya disibukkan oleh urusan masing-masing. read more